Mekanisme
Transportasi Batuan Sedimen
Batuan sedimen
merupakan batuan yang terbentuk dari hasil pengendapan yang berasal dari
sedimentasi mekanis (rombakan batuan asal), sedimentasi kimiawi (hasil
penguapan larutan), dan sedimentasi organik (hasil akumulasi organik). Proses
yang dialami batuan sedimen sebelum terbentuk menjadi batuan adalah
transportasi, litifikasi, kompaksi, dan sementasi. Transportasi merupakan suatu
proses dimana material-material pembentuk batuan sedimen terbawa dan
terendapkan oleh adanya media air, angin, es, atau gletser. Transportasi batuan
sedimen tergantung pada sifat material, sifat fisik dari agen transportasi,
sifat fisik dari campuran agen transportasi dan material, serta gaya yang
menyebabkan transportasi. Dua sifat yang mempengaruhi media untuk mengangkut
partikel sedimen adalah berat jenis dan kekentalan media. Berat jenis media
akan mempengaruhi gerakan media, terutama pada cairan. Kekentalan akan
mempengaruhi kemampuan media untuk mengalir.
Mekanisme transportasi
batuan sedimen dibagi menjadi tiga yaitu :
1) Transportasi suspensi (suspended load transport)
Transportasi suspensi merupakan mekanisme
transportasi yang terjadi dimana partikel-partikel hasil pemecahan terbawa
bersama air secara keseluruhan. Kecepatan arus akan mempengaruhi ukuran
partikel yang dibawa. Semakin besar arus maka ukuran butir partikel lebih
besar. Namun, kenyataan yang terjadi di alam hanya material partikel halus saja
yang dapat terangkut oleh suspensi. Sifat dan struktur sedimen yang dihasilkan
oleh transportasi suspensi ini adalah mengandung persentase masa dasar yang
tinggi. Hal tersebut menyebabkan butirannya terlihat mengambang dalam masa
dasar dan umumnya disertai pemilahan butir yang buruk. Pada transportasi
suspensi, butiran sedimen yang diangkut tidak pernah menyentuh dasar aliran.
2) Transportasi bed load (bed load transport)
Transportasi bed load
merupakan mekanisme transportasi yang terjadi dimana partikel yang lebih kasar
dan padat bergerak sepanjang dasar perairan baik secara mengelinding, bergeser,
atau meloncat-loncat. Hal tersebut terjadi disebabkan pengaruh tumbukan
diantara partikel dan turbulensi, tetapi partikel tersebut selalu kembali ke
dasar. Mekanisme transportasi dapat berubah dari suspensi menjadi bed load dan
sebaliknya karena adanya perubahan kecepatan aliran. Mekanisme transportasi bed
load dibedakan menjadi tiga yaitu :
a)
Endapan arus pekat, sistem ini dihasilkan oleh kombinasi
antara arus traksi dan suspense. Sistem arus ini biasanya menghasilkan endapan
campuran antara pasir, lanau, dan lempung yang jarang-jarang berstruktur sialng
siur dan lapisan bersususn. Arus pekat terjadi karena perbedaan kepekatan
media. Hal itu disebabkan oleh perlapisan panas, turbiditi, dan perbedaan kadar
garam. Akibat dari gravitasi, media yang lebih pekat akan mengalir di bawah
media yang lebih encer.
b) Endapan arus traksi, sistem ini terjadi
akibat arus suatu media yang membawa sedimen di dasarnya. Pada umumnya
gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau
pasang-surut air laut. Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya
berupa pasir yang berstruktur silang siur. Ciri yang dimiliki yaitu
pemilahannya baik, tidak mengandung masa dasar, serta adanya perubahan besar
butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah (coarsening upward) tetapi
bukan lapisan bersusun (graded bedding). Dalam arus traksi dikenal dengan rezim
aliran rendah (lower flow regime) dan rezim aliran tinggi (upper flow regime).
Keduanya memilki hubungan terhadap arus searah dan silang siur. Dalam rezim
aliran rendah, gaya dari gravitasi bumi lebih berpengaruh sehingga terbentuk
onggokan-onggokan dan erosi. Sedangkan dalam rezim aliran tinggi, gaya momentum
lebih berpengaruh dari pada gaya gravitasi sehingga akan membentuk onggokan
yang lebih disebabkan oleh adanya penumpuan pada endapan yang lebih muda.
c) Endapan suspensi, endapan ini pada
umumnya berbutir halus seperti lanau dan lempung yang dihembuskan oleh angin
atau endapan lempung pelagik pada laut dalam.
3) Transportasi Saltasi (saltation transport)
Saltasi artinya adalah meloncat. Transportasi
ini umumnya terjadi pada sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada
mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya. Hal ini
disebabkan oleh adanya gaya gravitasi yang mampu mengembalikan sedimen pasir
tersebut ke dasar.
Gambar ini menunjukan
proses mekanisme transportasi pada batuan sedimen
Mekanisme gerakan batuan sedimen
Mekanisme
gerakan batuan sedimen yaitu pada dasarnya butiran-butiran sedimen bergerak di
dalam media pembawa yang berupa cairan atau udara. Mekanisme tersebut terjadi dalam
tiga cara yang berbeda yaitu menggelinding (rolling), menggeser (bouncing)
dan larutan (suspension).
Gambar ini menunjukan mekanisme
gerakan sedimen, dimana (A) adalah pergerakan sedimen dalam larutan (suspension), (B) adalah pergerakan
sedimen dengan cara menggelinding (rolling),
dan (C) adalah pergerakan sedimen dengan cara menggeser (bouncing).
Maaf Kak bukannya yang B itu yang bouncing sedangkan yang C itu rolling?
ReplyDelete