Klasifikasi Batuan Sedimen Menurut R.P. Koesoemadinata

Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari hasil pengendapan yang berasal dari sedimentasi mekanis (rombakan batuan asal), sedimentasi kimiawi (hasil penguapan larutan), dan dan sedimentasi organik (hasil akumulasi organik). Proses yang dialami batuan sedimen sebelum terbentuk menjadi batuan adalah transportasi, litifikasi, kompaksi, dan sementasi.
Sifat-sifat utama batuan sedimen adalah memiliki bidang perlapisan, mempunyai sifat klastik yang menandakan bahwa butir-butirnya pernah lepas, adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil), dan jika bersifat hablur selalu monomineralik, contohnya pada gypsum, kalsit, dolomit, dan rijang.
Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi batuan sedimen dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Batuan sedimen klastik: batuan ini terbentuk dari hancuran batuan beku, metamorf atau sedimen yang lebih tua yang tererosi, tertransportasi dan terdeposisi pada cekungan kemudian mengalami proses diagenesa.
2) Batuan sedimen non klastik : batuan ini tidak mengalami proses transportasi karena terbentuk dari proses reaksi kimiawi dan organik.

Menurut R.P.Koesoemadinata, berdasarkan pembentukannya batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu :

1) Golongan Detrius Kasar
Pada golongan ini batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai, danau, atau laut. Batuan sedimen yang termasuk pada golongan ini adalah breksi, konglomerat, dan batu pasir.

2) Golongan Detrius Halus
Pada golongan ini batuan sedimen diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Batuan sedimen yang termasuk ke dalam golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung, dan napal.

3) Golongan Karbonat
Pada golongan ini batuan sedimen umumnya terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae, dan foraminifera. Namun, dapat juga terbentuk dari proses pengendapan rombakan batuan asal yang terbentuk terlebih dahulu kemudian diendapkan di suatu tempat. Proses pertama biasanya terjadi di lingkungan laut litoral sampai neritik, sedangkan proses kedua terjadi pada lingkungan laut neritik sampai batial. Jenis batuan karbonat ini beraneka ragam, tergantung pada material penyusunnya.

4) Golongan Silika
Pada golongan ini batuan sedimen terbentuk dari proses gabungan antara proses organik dan proses kimiawi. Batuan sedimen yang termasuk pada golongan ini adalah rijang (chert), radiolarian, dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebar tidak begitu banyak dan sangat terbatas.

5) Golongan Evaporit
Syarat terbentuknya batuan sedimen pada golongan ini adalah harus berada pada air yang memiliki kandungan larutan kimia yang cukup pekat. Pada golongan ini batuan sedimen terbentuk pada lingkungan danau atau laut yang tertutup sehingga memungkinkan terjadinya pengayaan unsur-unsur tertentu. Batuan sedimen yang termasuk ke dalam golongan ini adalah gypsum, anhidrit, dan batu garam.

6) Golongan Batubara
Pada golongan ini batuan sedimen terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu tumbuh-tumbuhan. Ketika tumbuhan mati dengan cepat kemudian tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal diatasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara khusus sekali, tetapi pada umumnya di lingkungan rawa. Di lingkungan tersebut harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau tumbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.

















Gambar Klasifikasi Batuan sedimen menurut R.P.Koesoemadinata

Comments

Popular posts from this blog